Saturday, January 1, 2000

Baris Berbaris



1.   Pengertian Baris Berbaris
Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.
2.   Maksud Dan Tujuan
a.   Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
o  Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban
o  Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat kebersamaan
b.   Tujuan dari PBB adalah :
Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna.
Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.

2.   Aba – Aba
a.   Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.
Aba-aba hendaknya diberikan dengan suara lantang, tegas dan bersemangat. Pemberi aba-aba pada dasarnya harus berdiri dalam keadaan sikap sempurna dan menghadap pasukan. Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba maka pada saat memberikan aba-aba tidak menghadap pasukan, contoh: saat memberi aba-aba penghormatan kepada Pembina upacara, pemimpin melakukan gerakan bersamaan dengan pasukan dan setelah dibalas oleh Pembina upacara maka pemimpin upacara tetap dalam posisi memberi hormat dan memberikan aba-aba - Tegak Gerak - dan kembali ke posisi sikap sempurna bersamaan dengan pasukan.
b.   Macam aba-aba
1)  Aba-aba petunjuk
Aba-aba petunjuk: berisikan petunjuk yang akan dilakukan/ dilaksanakan. Misalnya: "untuk istirahat - bubar - jalan", "untuk perhatian - istirahat di tempat - gerak", "kepada pemimpin upacara - hormat - gerak"
2)  Aba-aba peringatan
Aba-aba peringatan: adalah inti dari perintah yang cukup jelas untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Misalnya: "lencang kanan - gerak", "istirahat di tempat - gerak".
3)  Aba-aba pelaksanaan
Aba-aba pelaksanaan: adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk/ peringatan dengan cara serentak atau berturut-turut. Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :
                                 i.   GERAK
Kata "Gerak" dipakai untuk gerakan-gerakan yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat, misalnya: "hadap kiri - gerak", "jalan di tempat - gerak", "hormat - gerak", "siap - gerak"
                               ii.   JALAN
Kata "Jalan" dipakai untuk gerakan-gerakan yang dilakukan dengan meninggalkan tempat, misalnya: "dua langkah ke depan - jalan", "haluan kanan - jalan", "tiga langkah ke kiri - jalan". Apabila gerakan meninggalkan tempat tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba pelaksanaanya harus didahului oleh aba-aba peringatan "MAJU", misalnya: "Maju - jalan", "Haluan kanan maju - jalan".
                              iii.   MULAI
Kata "Mulai" dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan secara berturut-turut, misalnya: "Hitung - Mulai", "Bersaf kumpul - Mulai".
3.   Gerakan di tempat
Gerakan di tempat meliputi :
a.   Sikap Sempurna
Badan berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 45 derajat, lutut lurus dan paha dirapatkan, berat badan pada kedua kaki. Perut ditarik sedikit dan dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan. Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa dirapatkan pada paha, punggung ibu jari menghadap ke depan, mulut ditutup, mata memandang lurus ke depan, bernafas sewajarnya.
b.   Penghormatan
Ujung jari tangan kanan diletakkan pada samping pelipis kanan (tidak memakai topi) atau pada ujung topi sebelah kanan (memakai topi/ baret), siku membantuk sudut 45 derajat lurus setinggi bahu. Posisi badan dan tangan kiri seperti pada sikap sempurna.
c.   Lencang kanan/kiri
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna. Pada aba-aba pelaksanaan semua mengangkat lengan kanan/kiri ke samping kanan/kiri, jari-jari tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas bersama dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri kecuali penjuru tetap menghadap ke depan. Masing-masing jari menyentuh bahu orang disebelah kanan/kirinya. Ini dilakukan dalam barisan bersaf.
d.   Setengah lengan lencang kanan/kiri
Gerakan ini dilakukan seperti pada gerakan lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelah kanan/kirinya.
e.   Lencang depan
Gerakan ini dilakukan dalam barisan berbanjar. Penjuru tetap dalam sikap sempurna, banjar kanan nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan kanan.
f.    Hadap kanan/kiri
Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri, lekuk kaki kiri/kanan berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90 derajat. Kaki kanan/kiri seperti dalam keadaan sikap sempurna.
g.   Hadap serong kanan/kiri
Kaki kanan/kiri diajukan ke muka sejajar dengan kaki kiri/kanan. Berputar arah 45 derajat ke kanan/kiri. kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
h.   Balik kanan
Kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan. Tumit kaki kanan beserta dengan badan berputar ke kanan 180 derajat. Kaki kiri dirapatkan pada kaki kanan.
i.    Istirahat di tempat
Kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (kurang lebih 30cm). Kedua belah tangan dibawah kebelakang di pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepal dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan diantara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengan dilemaskan, badan dapat bergerak.
j.    Jalan di tempat
Gerakan dimulai dengan kaki kiri, lutut bergantian diangkat setinggi paha (horisontal), ujung kaki menuju kebawah dan tempo langkah sesuai dengan langkah biasa. Badan tegak pandangan lurus mata tetap ke depan, lengan tetap lurus dirapatkan pada badan (tidak dilenggangkan).
4.   Gerakan berpindah tempat
Gerakan berpindah tempat meliputi:
a.   Gerakan terbatas
Gerakan ini dilakukan dengan berpindah tempat ke arah yang ditentukan dengan jumlah langkah tertentu, misalnya: "tiga langkah ke kanan-jalan", "empat langkah ke depan-jalan" (maksimal 4 langkah).
b.   Maju jalan
Kaki kiri diajukan kedepan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi kurang lebih 20cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak satu langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa. Langkah pertama dilakukan dengan melangkah lengan kanan ke depan 90 derajat, lengan kiri ke belakang 30 derajat dengan tangan menggenggam. Pada langkah selanjutnya lengan kanan dan kiri lurus dilenggangkan ke depan 45 derajat dan ke belakang 30 derajat. Pada waktu melenggangkan lengan supaya jangan kaku.
c.   Langkah biasa
Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut kaki dibengkokkan sedikit (kaki tidak diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan. Lengan dilenggangkan sewajarnya lurus ke depan 45 derajat dan ke belakang 30 derajat. Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
d.   Langkah tegap
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar satu langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki kiri dihentakkan terus menerus tetapi tidak berlebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersamaan dengan langkah pertama tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke samping luar, ibu jari tangan menghadap ke atas, lengan 90 derajat ke depan dan ke belakang 30 derajat.
e.   Langkah perlahan
Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna. Kaki kiri dilangkahkan ke depan, kaki kanan ditarik ke depan dan tahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditapakkan didepan demikian seterusnya pada langkah berikutnya bergantian pada kedua langkah kaki kanan dan kiri.
f.    Langkah merdeka
Dilakukan dengan berjalan bebas tanpa terikat ketentuan panjang, macam, dan tempo langkah. Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jarak jauh.
g.   Belok kanan/kiri
Penjuru kanan/kiri merubah arah 90 derajat ke kanan/kiri dan mulai berjalan ke arah yang baru. Pasukan lainnya mengikuti gerakan yang sama ini setibanya pada tempat belokan tersebut (tempat penjuru berbelok).
h.   Haluan kanan/kiri
Penjuru kanan/kiri berjalan di tempat dengan memutar arah secara perlahan hingga merubah sampai 90 derajat. Bersamaan dengan itu masing-masing saf mulai maju jalan dengan rapi (dengan tidak melenggang) mengikuti 90 derajat, kemudian berjalan ditempat.  Setelah penjuru kanan/kiri depan melihat safnya lurus memberi isyarat "Lurus", kemudian pemimpin memberi aba-aba "henti" (atau aba-aba selanjutnya).
i.    Melintang kanan/kiri
Gerakan ini hanya dilakukan dalam bentuk berbanjar guna merubah bentuk pasukan menjadi bersaf dalam arah yang tetap. Setelah aba-aba pelaksanaan barisan membuat gerakan "haluan kiri/kanan" sampai membentuk barisan bersaf (dilanjutkan dengan aba-aba berikutnya).
j.    Lari
Pada aba-aba peringatan dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan, dengan punggung tangan menghadap keluar, kedua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan dimulai lari dengan panjang langkah 80 cm dan tempo langkah 165 tiap menit dengan cara kaki diangkat secukupnya, telapak kaki dihentakkan.
Catatan:

Untuk lebih jelasnya, pada saat latihan ada baiknya bekerjasama dengan instruktur atau pelatih dari TNI atau POLRI setempat atau paling tidak mengadakan konsultasi dengan pihak yang kompeten dibidang PBB.

No comments:

Post a Comment